Selasa, 06 Desember 2016

Menara Air ITB



            Menjulang tinggi di area parkir belakang menyerupai sebuah paku raksasa. Inilah menara air ITB. Pada artikel ini, saya akan membahas mengenai menara air ITB. Di bagian bawah menara tersebut terdapat ruang instalasi pengolahan air bersih yang digunakan untuk menyuplai seluruh watertap di kampus. Jadi, di sejumlah titik di itb terdapat water tap, sumbangan dari kakak-kakak alumni 70. Jadi jangan khawatir capek jalan-jalan keliling ITB karena bisa minum dari water tap itu.
            Dalam proses pembuatan menara ini digunakan beberapa  material kontruksi  beserta persentase material yang digunakan. Persentase kasar material yang digunakan sebagai berikut :
Beton                 : 35%
Batu bata           : 40%
Baja tulangan     : 15%
Pipa                    : 10%
Setelah mengetahui material konstruksi apa saja yang digunakan, saya ingin menjelaskan proses pembuatan 2 material diatas proses pembuatan batu bata dan baja.

Proses Pembuatan Batu Bata

Batu bata dari tanah liat yang sering kita lihat untuk membangun rumah ataupun jembatan ternyata proses pembuatannya tidak terlalu rumit kalau kita sudah biasa, dan mungkin akan terasa rumit bagi yang baru mau mencoba mengenal prosesnya. Dari mulai penggalian tanah hingga proses pembakaran memang memerlukan waktu yang lumayan lama. Berikut ini Cara Terindah jelaskan mengenai proses awal pembuatan batu bata dari tanah liat hingga siap untuk dipasarkan.
PROSES CARA MEMBUAT BATU BATA SECARA MANUAL



BAHAN BAKU UNTUK MEMBUAT BATU BATA
-Tanah Liat
-Air
-Abu

ALAT-ALAT UNTUK MEMBUAT BATU BATA
-Cangkul
-Pencetak Batu Bata
-Mesin Penggiling batu bata
-Mesin Pembakar / Tungku Pembakaran
-Kayu Bakar / batu bara

PROSES CARA MEMBUAT BATU BATA
  1. Pertama-tama carilah lahan tanah merah yang berbentuk perbukitan dan tekstur tanah meranya sangat liat, jangan terlalu banyak mengandung pasir, tanah yang bertektur tersebut akan mengurangi kekuatan dari batu bata. Juga dekat dengan sumber air, sebagai bahan campuran tanah merah.
  2. Selanjutnya jika sudah didapat, bersihkan tanah liat tersebut dari sisa sampah yang ada seperti rumput batu-batu kecil dan sebagainya
  3. Rendam tanah liat ( lempung) tersebut kedalam suatu lubang yang sudah dibuat minimal 15 jam atau lebih. Lalu buang air tersebut sampai kering, setelah itu anda harus menghaluskan tanah liat tersebut, bisa menggunakan cangkul. 
  4. Hancurkan tanah tersebut dengan cara menginjak-injak tanah tersebut hingga menjadi lumpur. Kalau dengan skala yang cukup banyak bisa menggunakan bantuan hewan seperti kerbau. Jangan sampai terlalu lembek karena tidak akan bisa dicetak.
  5. Lalu taruh lumpur (lempung) diatas meja cetak.
  6. Setelah itu langsung di cetak. Jangan lupa menaruh sedikit abu dicetakan agar tidak lengket.
  7.  Bila tanah liat tersebut sudah berbentuk persegi seperti batu bata, maka sudah bisa dilakukan pengeringan
  8. Tahap pendinginan tujuannya agar batu bata cepat kering. Tahap ini bisa dilakukan dengan cara menumpukan bata yang masih berbentuk tanah tadi dengan memiringkannya.
  9. Lalu jika sudah kering, tahap selanjutnya menyusun batu bata dari kilang tempat produksi ke dapur pembakaran
  10. Tahap pembakaran batu bata. Pada tahap ini akan dilakukan pembakaran didapur tempat anda bekerja dan biasa nya memakan waktu cukup lama, tergantung banyaknya batu bata
TAHAP-TAHAP PEMBAKARAN BATU BATA MENTAH
  1. Langkah selanjutnya, batu bata mentah yang sudah kering disusun di dapur pembakaran yang sudah disiapkan
  2. Setelah itu, siapkan bahan bakarnya seperti kayu
  3. Lalu tinggal melakukan tahap pembakaran dengan cara memasukan kayu tersebut kedalam lubang dibawah susunan batu bata tadi
  4. Kemudian masuk ketahap membuat dinding disekeliling susunan batu tersebut tujuannya adalah mempercepat suhu yang ada didalam susunan batu bata cepat naik keatas. Beri sekam (bekas kupasan kulit padi). Api jangan sampai mati.
  5. Tahap penutupan lubang api bertujuan agar hawa api tidak keluar dan tanda berakhirnya proses pembakaran hal ini bisa dilakukan apabila asap yang ada pada bagian atas susunan batu bata tadi sudah membening atau kalau kita lihat hanya ada seperti udara yang membara-bara
  6. Lalu tahap peyiraman bagian atas susunan batu bata dengan sekam (bekas sisa kulit padi)
  7. Setelah itu kita lanjutkan dengan tahap pembukaan dinding yang sudah dipasang tadi, ini dilakukan sekitar 24 jam setelah tahap nomor 6. Lama waktu pembakaran tergantung banyaknya batu bata.

Proses Pembuatan Baja

Pada prinsipnya, baja dibuat di dalam dapur yang didesain khusus untuk pengolahan baja. Bahan dasar yang digunakan dalam proses ini berupa besi kasar yang padat atau cair, besi bekas atau sekrap, dan tambahan logam-logam tertentu. Sementara itu, proses pembuatan baja terdiri dari berbagai macam metode, antara lain :
1. Metode Konvertor
Sesuai namanya, metode konvertor merupakan teknik pembuatan baja yang menggunakan bantuan alat konvertor. Wujud alat ini berupa tabung yang berbentuk bulat memanjang dan menghadap ke samping. Prosesnya yaitu masukkan kokas ke dalam konvertor, lalu panaskan hingga suhunya mencapai 1.500 derajat celcius. Berikutnya konvertor dimiringkan kembali untuk memasukkan bijih besi dan material alloy sampai volumenya 1/8 dari kapasitas konvertor. Lalu udara bertekanan 1,5- 2 atm dihembuskan dari kompresor ke konvertor selama 20-30 menit.
2. Metode Bassemer
Proses bassemer memanfaatkan reaksi asam untuk menciptakan struktur baja. Proses ini menggunakan material tahan api yang mengandung kuarsa asam/aksid asam (SiO2). Sedangkan bahan dasar yang dipakai berupa besi kasar kelabu dengan wujud cair. Metode bassemer sama sekali tidak menggunakan kalsium oksida (CaO) untuk menghindari terbentuknya kalsium silikat (CaSiO3), di mana percampuran SiO2 ditambah Cao menghasilkan CaSiO3.
3. Metode Thomas
Pada proses thomas, pembuatan baja memanfaatkan reaksi kimia yang besifat basa. Lapisan baja paling dalam berupa material yang tahan api seperti kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (Mg CO3). Wujud besi yang dipakai sebagai bahan dasar yakni besi kasar putih yang mengandung fosfor sekitar 1,7-2 persen, magnesium sekitar 1-2 persen, dan silikon sekitar 0,6-0,8 persen. Ketika unsur magnesium dan silikon terbakar, fosfor kemudian bereaksi membentuk phospor oksida (P2O5). Pengeluaran besi cair selanjutnya bisa dilakukan dengan menambah zat kapur (CaO). Sehingga terjadilah reaksi kimia yaitu 3 (CaO) ditambah P2O5 menghasilkan Ca3(PO4)2 dibaca terak cair.
4. Metode Siemens Martin
Kekhasan dari metode ini adalah menggunakan sistem regenerator bersuhu sekitar 3.000 derajat celcius untuk memanaskan gas/udara , meningkatkan temperatur dapur, sebagai landasan dapur, dan menghemat penggunaan tempat. Metode siemens martin tidak terikat dengan bahan dasar sehingga bisa menggunakan besi kelabu maupun besi putih. Agar menghasilkan baja dengan kualitas yang sesuai standar, bahan baku besi kelabu harus dilapisi dengan batu silika (SiO2) di dinding bagian dalamnya. Begitu pula dengan besi putih wajib dilapisi dengan batu dolomit berupa magnesium karbonat (MgCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) dengan perbandingan 60:40.
5. Metode Basic Oxygen Furnace
Proses pembuatan baja memakai prinsip basic oxygen furnace diawali dengan memasukkan logam cair ke ruang bakar. Setelah itu oksigen bertekanan lebih dari 1.000 kN/m2 dihembuskan melalui Oxygen Lance menuju ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. Terakhir, tambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar fosfor dan belerangnya. Kelebihan dari metode ini di antaranya prosesnya relatif singkat berkisar 50 menit, tidak diperlukan lagi tuyer di bagian bawah, hanya memakai oksigen murni, dan biaya pembuatannya terbilang murah.
6. Metode Dapur Listrik
Metode dapur listrik memanfaatkan temperatur yang tinggi dengan memakai busur cahaya electrode dan induksi listrik. Hal ini memungkinkan pencapaian suhu maksimal hanya memakan waktu yang singkat dan temperaturnya pun dapat diatur dengan mudah sehingga kerugian akibat proses penguapan bisa diminimalisir. Di samping itu, tingkat efisiensi termis dapur pada metode ini pun terbilang tinggi dengan perlindungan maksimal terhadap cairan besi.
7. Metode Dapur Kopel
Pengolahan besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja umumnya juga dikerjakan dengan metode dapur kopel. Metode ini dilakukan dengan memanaskan bahan pembentuk baja terlebih dahulu agar terbebas dari uap air selama kurang lebih 15 jam. Perhatikan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah sampai kokas mencapai 700-800 mm dari dasar tungku. Berikutnya masukkan besi kasar dan baja bekas secara bertahap dengan kapasitas 10-15 persen setiap jam. Setelah terbentuk baja cair, pengeluaran baja cair tersebut baru boleh dilakukan setelah 15 menit kemudian.
8. Metode Dapur Cawan
Pertama-tama, masukkan besi kasar dan baja bekas ke dalam dapur cawan lalu tutup rapat. Kedua, masukkan gas-gas panas yang mengelilingi cawan sehingga membuat muatan cawan akan mencair. Ketiga, cairan baja tersebut siap dituang untuk diolah menjadi baja tulangan. Apabila ingin membentuk baja dengan karakteristik tertentu, tambahkan bahan alloy sesuai sifat yang ingin dimunculkan.

Sumber:
http://cara-terindah.blogspot.co.id/2014/06/cara-membuat-batu-bata-secara-manual.html
http://arafuru.com/sipil/ini-dia-8-metode-proses-pembuatan-baja.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar